Apa sih penyebab Blackbery harganya akan naik?

9/09/2011 02:12:00 pm Mr.Anugrah Putra

.Jakarta – halo para pembaca rencana mengenai keputusan produsen BlackBerry (BB) membuka pabriknya di Malaysia bukan Indonesia tidaklah mengherankan. Banyak kalangan menilai kondisi iklim investasi di Indonesia terutama dari sisi infrastruktur jauh tertinggal dengan Malaysia. Iklim Investa di Malaysia sangat jelas, mulai dari aturan dan perundang-undangannya contohnya saja tanah. Apakah Tanah mereka akan diberikan oleh Indonesia, jika mereka membuka pabriknya di Indonesia? Jika di Malaysia aturan jelas, beda dengan di Indonesia, misalnya soal aturan pertanahan, kalau itu tanah negara kemudian diperlulan maka dikasih. Masalah undang-undang pertanahan mereka memang lebih pasti. Terkait BlackBerry, walaupun penduduk Malaysia tak besar namun orientasinya (BlackBerry) ke pasar kita," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Riset & Teknologi Bambang Sujagad kepada detikFinance, Rabu (7/9/2011).

Keunggulan berinvestasi di Indonesia hanya baik dalam menarik investasi portofolio yang justru tak menyentuh kepada sektor riil. Sementara Malaysia cukup mendukung investasi sektor riil seperti di bidang elektronika. Kalau di Malaysia investor yang butuh duit, Bunganya saja murah spread hanya 4% jadi bunganya hanya 6%-7%. Kalau di sini spread-nya bisa 7%jadi bungnya 13%. Pembukaan pabrik di Malaysia akan diprediksi menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) juga. Memang TKI lebih produktif dibandingkan ketika bekerja di Tanah Air.

TKI lebih produktif dibandingkan jika di Indonesia, mungkin di sana manajemen bagus, bayarannya lebih tinggi.  Selain itu biaya logistik di Indonesia termasuk yang paling termahal. Contohnya saja  biaya logistik laut per 1 mil laut di Indonesia 20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan biaya logistik internasional. Kelayakan infrastruktur Indonesia dengan negara-negara tetangga masih banyak tertinggal. Khusus dengan Malaysia, semua aspek infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, listrik, energi dan lain-lain jauh tertinggal dengan Negeri Jiran tersebut.

Mengenai infrastrukti seperti jalan, listrik, pelabuhan laut, udara, kereta api. Kalau dengan Filipina kita menang semua, dengan Vietnam banyak kita menang ada juga yang kalah. Dengan Malaysia kita kalah semua
Terbatasnya infrastruktur di Indonesia berimbas pada peringkat daya saing yang hanya berada di posisi 44 dunia. Khusus untuk peringkat infrastruktur, Indonesia berada di nomor 90.

Jadi Indonesia juga harus memperhitungkan investasi mengenari infrastruktur, selain biaya logistik dan peran perbankan juga harus turut andil dalam menarik investasi di Indonesia. Management dalam urusan ketenagakerjaan juga harus dirubah untuk memberikan siklus iklim investasi yang baik dari pengusaha – pemerintah – tenaga kerja – konsumen.

Mari kita lihat apakah Indonesia mampu berbenah dalam aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia?

Kebijakan Indonesia yang Maju Kena Mundur kena